Di era teknologi yang makin canggih, banyak set film yang udah bisa diciptakan cuma lewat green screen dan komputer. Tapi, syuting di lokasi nyata punya daya tarik tersendiri yang gak bisa digantikan oleh teknologi. Selain bisa menghemat biaya produksi, bekas lokasi-lokasi syuting itu pun nantinya berpotensi mendatangkan banyak turis yang menggerakkan perekonomian setempat. Nah, kamu udah pernah mampir ke beberapa lokasi bekas syuting ini belum?
Gereja Ayam, Magelang (Ada Apa Dengan Cinta 2)
Salah satu adegan Ada Apa Dengan Cinta 2 memang menampilkan keeksotisan Gereja Ayam dengan pemandangan sunrisenya yang mempesona. Tapi tahu nggak, ternyata, Gereja Ayam ini bukanlah sebuah gereja dan bukan berbentuk ayam, bahkan merupakan simbol toleransi beragama! Maksudnya?
Terletak di Magelang, Jawa Tengah, bangunan unik ini didirikan berdasarkan mimpi yang diperoleh Daniel Alamsjah. Melalui mimpi itu, Tuhan berwahyu agar Daniel mendirikan sebuah rumah doa berbentuk merpati di tengah-tengah perbukitan. Pada tahun 1992 akhirnya ia mulai mewujudkan rumah doa tersebut dengan bantuan warga sekitar dan bukan arsitek atau perancang bangunan profesional, makanya bisa dimaklumi kenapa bangunannya lebih mirip ayam ketimbang merpati. Selain bentuknya yang sering disalahartikan dan bahkan sudah terlanjur melekat jadi rujukan buat nama bangunan itu, Gereja Ayam juga sering dikira sebuah gereja. Padahal ia sebetulnya adalah sebuah rumah doa bagi semua kepercayaan, bahkan pihak pengelola pun menyediakan peralatan ibadah khusus seperti sajadah dan sarung bagi penganut agama Islam.
Kini Gereja Ayam makin terkenal, selain karena bentuknya yang unik dan tujuan pembangunannya yang sangat mulia, juga karena film Ada Apa Dengan Cinta 2 yang mengangkat pamor destinasi wisata ini. Bahkan ada beberapa agen perjalanan yang menjadikannya salah satu destinasi andalan dalam tur napak tilas Ada Apa Dengan Cinta 2. Tertarik buat ikutan?
Gunung Semeru, Jawa Timur (5 CM)
Kamu pernah nonton film 5 CM? Setelah nonton, jadi pengen mendaki Semeru juga? Kamu bukan satu-satunya. Pengelola Taman Nasional Bromo Tengger Semeru pun mengakui ada kelonjakan cukup signifikian mengikuti rilisnya film 5 CM di tahun 2012. Bercerita tentang persahabatan lima anak muda dan petualangan mereka menaklukkan puncak gunung tertinggi di Jawa, 5 CM memang berhasil membius kita dengan plot yang menarik dan kemampuan sineas dalam menangkap momen-momen pegunungan yang apik, gak heran kalau banyak penonton yang penasaran ingin mendaki hingga Mahameru juga. Meningkatnya jumlah pendaki tentu berdampak positif bagi perekonomian lokal, terutama warga yang menjadikan profesi pedagang makanan dan minuman sebagai sumber penghasilan utama mereka. Meski begitu, sebagai pendaki yang baik semoga kita selalu ingat buat gak meninggalkan apapun selain jejak, karena mendaki bukan cuma soal keberhasilan mencapai puncak, tapi juga proses yang kita temui selama menanjak.
Pulau Belitung (Laskar Pelangi)
Tak hanya jalan ceritanya yang menginspirasi, film Laskar Pelangi besutan Riri Riza ternyata juga mampu menangkap keindahan panorama Belitung, tak heran jika kemudian film ini bertahan selama satu dekade menjadi film terlaris sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Pasca melejitnya Laskar Pelangi, Andrea Hirata kemudian mendirikan Museum Kata dan memanfaatkan bekas set film untuk kawasan wisata, seperti bangunan SD Muhammadiyah Gantong. Pemerintah dan swasta pun gak mau kalah, selain memberikan pendampingan bagi para nelayan yang melakukan diversifikasi ke pariwisata kelautan, mereka kemudian juga membuka jalur penerbangan internasional langsung ke Belitung, setelah ada peningkatan jumlah wisatawan sebesar seribu persen pasca rilisnya film Laskar Pelangi! See? Keren banget kan efek positif yang bisa dihasilkan oleh sebuah film berkualitas?
Ubud, Bali (Eat, Pray, Love)
Masih ingat film yang satu ini? Diadaptasi dari novel berjudul sama, film yang dibintangi oleh Julia Roberts dan Christine Hakim ini mengambil lokasi di Ubud, Bali untuk beberapa adegannya. Semenjak itulah, Bali kemudian rutin menerima rombongan turis yang berharap bisa “menemukan jati diri†di sana, seperti tokoh Elizabeth Gilbert yang diperankan Julia Roberts. Menariknya, beberapa set yang diekspos dalam Eat, Pray, Love justru bukan di tempat-tempat ramai yang selama ini diketahui orang banyak, salah satunya adalah rumah Ketut Liyer yang berprofesi sebagai seniman pembaca telapak tangan (palmistry). Selain itu, tempat-tempat lain yang digunakan sebagai lokasi syuting film ini tersebar di seluruh penjuru Ubud, mulai dari Bukit Campuhan, Tegallalang, dan Pasar Seni Ubud.
Gunung Bromo (Pasir Berbisik)
Pernah berkunjung ke kawasan Bromo, Jawa Timur? Di sana terdapat sebuah panorama gurun mempesona dan pernah menjadi lokasi syuting film Pasir Berbisik yang dibintangi oleh Dian Sastrowardoyo. Dalam film yang dirilis tahun 2001 tersebut, diceritakan bahwa Daya, seorang gadis yang hanya tinggal bersama ibunya setelah sang ayah menghilang, gemar meletakkan telinganya di atas hamparan pasir karena merasa butir-butir pasir tersebut berbisik padanya. Konon itulah awal mula dinamakannya bekas lokasi syuting itu sebagai kawasan Pasir Berbisik.
No comments:
Post a Comment